Pages

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Selasa, 05 Februari 2013

pengertiansosialisasi

 

pengertiansosialisasi menurut para ahli 1. Charlotte Buhler Sosialisasi adalah proses yang membantu individu-individu belajar dan menyesuaikan diri, bagaimana cara hidup, dan berpikir kelompoknya agar ia dapat berperan dan berfungsi dengan kelompoknya. 2. Peter Berger Sosialisasi adalah suatu proses dimana seseorang menghayati serta memahami norma-norma dalam masyarakat tempat tinggalnya sehingga akan membentuk kepribadiannya. 3. Paul B. Horton Sosialisasi adalah suatu proses dimana seseorang menghayati serta memahami norma-norma dalam masyarakat tempat tinggalnya sehingga akan membentuk kepribadiannya. 4. Soerjono Soekanto Sosialisasi adalah proses mengkomunikasikan kebudayaan kepada warga masyarakat yang baru.Sosialisasi dapat terjadi melalui interaksi social secara langsung ataupun tidak langsung. Proses sosialisasi dapat berlangsung melalui kelompok social, seperti keluarga, teman sepermainan dan sekolah, lingkungan kerja, maupun media massa. Adapun media yang dapat menjadi ajang sosialisasi adalah keluarga, sekolah, teman bermain media massa dan lingkungan kerja. a. Keluarga Pertama-tama yang dikenal oleh anak-anak adalah ibunya, bapaknya dan saudara-saudaranya. Kebijaksanaan orangtua yang baik dalam proses sosialisasi anak, antara lain : 1. berusaha dekat dengan anak-anaknya 2. mengawasi dan mengendalikan secara wajar agar anak tidak merasa tertekan 3. mendorong agar anak mampu membedakan benar dan salah, baik dan buruk 4. memberikan keteladanan yang baik 5. menasihati anak-anak jika melakukan kesalahan-kesalahan dan tidak menjatuhkan hukuman di luar batas kejawaran. 6. menanamkan nilai-nilai religi baik dengan mempelajari agama maupun menerapkan ibadah dalam keluarga. b. Sekolah Pendidikan di sekolah merupakan wahana sosialisasi sekunder dan merupakan tempat berlangsungnya proses sosialisasi secara formal. Robert Dreeben berpendapat bahwa yang dipelajari seorang anak di sekolah tidak hanya membaca, menulis, dan berhitung saja namun juga mengenai kemandirian (independence), prestasi (achievement), universalisme (universal) dan kekhasan / spesifitas (specifity). c. Teman bermain (kelompok bermain) Kelompok bermain mempunyai pengaruh besar dan berperan kuat dalam pembentukan kepribadian anak. Dalam kelompok bermain anak akan belajar bersosialisasi dengan teman sebayanya. Puncak pengaruh teman bermain adalah masa remaja. Para remaja berusaha untuk melaksanakan nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku bagi kelompoknya itu berbeda dengan nilai yang berlaku pada keluarganya, sehingga timbul konflik antara anak dengan anggota keluarganya. Hal ini terjadi apabila para remaja lebih taat kepada nilai dan norma kelompoknya. d. Media Massa Media massa seperti media cetak, (surat kabar, majalah, tabloid) maupun media elektronik (televisi, radio, film dan video). Besarnya pengaruh media massa sangat tergantung pada kualitas dan frekuensi pesan yang disampaikan. Contoh : 1) adegan-adegan yang berbau pornografi telah mengikis moralitas dan meningkatkan pelanggaran susila di dalam masyarakat 2) penayangan berita-berita peperangan, film-film, dengan adegan kekerasan atau sadisme diyakini telah banyak memicu peningkatan perilaku agresif pada anak-anak yang menonton. 3) Iklan produk-produk tertentu telah meningkatkan pola konsumsi atau bahkan gaya hidup masyarakat pada umumnya. e. Lingkungan kerja Lingkungan kerja merupakan media sosialisasi yang terakhir cukup kuat, dan efektif mempengaruhi pembentukan kepribadian seseorang. 1) Lingkungan kerja dalam panti asuhan Orang yang bekerja di lingkungan panti asuhan lama kelamaan terbentuk kepribadian dengan tipe memiliki rasa kemanusiaan yang tinggi, sabar dan penuh rasa toleransi. 2) Lingkungan kerja dalam perbankan Lingkungan ini dapat membuat seseorang menjadi sangat penuh perhitungan terutama terhadap hal-hal yang bersifat material dan uang. Faktor-faktor interaksi sosial 1. Imitasi Imitasi adalah proses social atau tindakan seseorang untuk meniru orang lain melalui sikap, penampilan atau gaya hidup, bahkan apa saja yang dimiliki orang lain. Contoh : a. Dalam lingkungan keluarga Contohnya : cara berbicara, cara berpakaian b. Dalam lingkungan masyarakat Contohnya : Gaya rambut dan pakaian. Faktor-faktor yang mempercepat proses imitasi. a. media audio visual seperti radio, dan televisi serta media cetak (Koran, majalah). b. Makin kompleksnya masyarakat dan makin tingginya interaksi social. 2. Sugesti Sugesti adalah rangsangan, pengaruh, atau stimulasi yang diberikan oleh seorang individu kepada individu lainnya, sehingga orang yang diberi sugesti melaksanakan apa yang disugestikannya tanpa berpikir lagi secara kritis dan rasional. Sugesti terbentuk berasal dari orang-orang yang memiliki wibawa, kekuasaan, maupun pengaruh besar, dalam lingkungan social. Misalnya ulama, ketua adapt, cendikiawan, sesepuh kampung, dan sebagainya. Sugesti akan berlangsung cepat atau lambat dipengaruhi oleh hal-hal berikut : a. Usia b. Kemampuan intelektual c. Keadaan fisik d. Kepribadian Orang untuk tersugesti diantaranya sebagai berikut : a. Kurang bersikap kritis b. Berpendidikan rendah c. Pemberi sugesti mempunyai otoritas. Contohnya nasihat ulama akan lebih didengar dan dipatuhi dari pada nasihat tokoh intelektual

KONFLIK DAN INTEGRASI SOSIAL

 

KONFLIK DAN INTEGRASI SOSIAL

Merupakan suatu proses dimana dua orang atau kelompok berusaha untuk saling menyingkirkan/melenyapkan dan atau membuat orang lain tidak berdaya.
Faktor Penyebab Konflik Sosial:
1.        Perbedaan kepribadian
2.        Perbedaan pendirian
3.        Perbedaan kepentingan
4.        Perubahan sosial
Bentuk-bentuk Konflik:
1.        Konflik antar pribadi
2.        Konflik antar kelas sosial
3.        Konflik Rasial/antar suku/etnis
4.        Konflik Politik
5.        Konflik Internasional

Akibat Konflik:
1.        Bertambah kuatnya rasa solidaritas antar anggota
2.        Timbulnya keretakan kesatuan kelompok
3.        Terjadi huru hara
4.        Terjadi pergeseran/perubahan nilai budaya
5.        Terganggunya ketertiban dalam masyarakat
Penyelesaian konflik:
Dikenal dengan istilah Akomodasi, yang meliputi:
1.        Koersi; bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan dengan paksaan. Salah satu pihak berada dalam kondisi yang lebih lemah dibandingkan dengan pihak lawan. Koersi dapat bersifat fisik maupun psikis.
2.        kompromi; masing-masing pihak yang terlibat konflik saling mengurangi tuntutannya agar tercapai suatu penyelesaian bersama.
3.        Arbritase; Cara mencapai kompromi dengan meminta bantuan pihak ketiga yang dipilih oleh kedua belah pihak atau oleh badan yang kedudukannya lebih tinggi dari pihak yang bertikai.
4.        Mediasi; Cara menyelesaikan konflik dengan meminta bantuan pihak ketiga yang bersikap netral dan bertindak sebagai penasihat tanpa memiliki wewenang untuk mengambil keputusan.
5.        Konsiliasi; Usaha mempertemukan keinginan-keinginan pihak yang bertikai untuk mencapai persetujuan bersama.
6.        Toleransi; Bentuk akomodasi tanpa adanya persetujuan formal dalam wujud saling menghargai, menghormati, dan tidak saling curiga.
7.        Stalemate; Masing-masing pihak yang terlibat konflik karena kekuatannya seimbang, terhenti pada suatu titik tertentu untuk tidak melakukan pertentangan
8.        Ajudikasi: Bentuk penyelesaian konflik melalui pengadilan.


INTERSEKSI
Merupakan persilangan keanggotaan warga masyarakat dalam suatu kelompok sosial. Persilangan terjadi antar suku, agama, ras, dll.

KONSOLIDASI
Merupakan penguatan keanggotaan warga masyarakat dalam suatu kelompok sosial, meliputi kesatuan atau perhimpunan dalam suku, agama, dll.

Interseksi dan konsolidasi memiliki pengaruh yang cukup besar untuk mendorong terciptanya Integrasi Sosial. Integrasi sosial adalah Penyatuan berbagai unsur dalam masyarakat sehingga menjadi satu kebulatan yang utuh.

PENYIMPANGAN SOSIAL

  •  
  • PENYIMPANGAN SOSIAL
  • 2. PENGERTIAN PENYIMPANGAN• Suatu perilaku dianggap menyimpang apabila tidak sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma sosial yang berlaku dalam masyarakat.• Atau, penyimpangan (deviation) adalah segala macam pola perilaku yang tidak berhasil menyesuaikan diri (conformity) terhadap kehendak masyarakat.
  • 3. PENGERTIAN PENYIMPANGAN SOSIALperilaku menyimpang adalah semuatindakan yang menyimpang darinorma yang berlaku dalam sistemsosial dan menimbulkan usaha darimereka yang berwenang dalamsistem itu untuk memperbaikiperilaku menyimpang
  • 4. PENYIMPANGAN DIBAGI MENJADI DUA BENTUK• Penyimpangan Primer (Primary Deviation)• Penyimpangan Sekunder (secondary deviation)
  • 5. PENYIMPANGAN PRIMER• Penyimpangan yang dilakukan seseorang akan tetapi si pelaku masih dapat diterima masyarakat. Ciri penyimpangan ini bersifat temporer atau sementara, tidak dilakukan secara berulang-ulang dan masih dapat ditolerir oleh masyarakat• Contohnya: Menunggak iuran listrik dan telepon, melanggar rambu-rambu lalu lintas, ngebut di jalanan, dsb.
  • 6. PENYIMPANGAN SEKUNDER• Penyimpangan yang berupa perbuatan yang dilakukan seseorang yang secara umum dikenal sebagai perilaku menyimpang.• Penyimpangan ini tidak bisa ditolerir oleh masyarakat.• Contohnya: Pemabuk, pengguna obat-obatan terlarang, pemerkosa, pelacuran, pembunuh, p erampok dan penjudi.
  • 7. FAKTOR-FAKTOR PENYIMPANGAN SOSIAL• Longgar/tidaknya nilai dan norma.• Sosialisasi yang tidak sempurna.• Sosialisasi sub kebudayaan yang menyimpang.
  • 8. PENYEBAB PERILAKU MENYIMPANG• Biologis Berdasarkan ciri-ciri biologis tertentu orang dapat diidentifikasikan. Ciri-ciri fisik tersebut antara lain: bentuk muka, kedua alis yang menyambung menjadi satu dsb.• Psikologis Menjelaskan sebab terjadinya penyimpangan ada kaitannya dengan kepribadian retak atau kepribadian yang memiliki kecenderungan untuk melakukan penyimpangan dan atau traumatik.• Sosiologis Menjelaskan sebab terjadinya perilaku menyimpang ada kaitannya dengan sosialisasi yang kurang tepat. Individu tidak dapat menyerap norma-norma kultural budayanya atau individu yang menyimpang harus belajar bagaimana melakukan penyimpangan
  • 9. JENIS-JENIS PENYIMPANGAN• Penyimpangan Individual (Individual Deviation)• Penyimpangan Kolektif (Group Deviation)
  • 10. KATEGORI TINDAK PENYIMPANGAN INDIVIDUAL• Penyalahgunaan narkoba• Proses sosialisasi yang tidak sempurna• Pelacuran• Penyimpangan seksual• Tindak kejahatan/kriminal• Gaya hidup
  • 11. PENYALAHGUNAAN NARKOBA• Narkotika (candu, ganja, putau)• Psikotropika (ectassy, magadon, amphetamin)• Alkoholisme.
  • 12. BEBERAPA JENIS PENYIMPANGAN SEKSUAL• a)Lesbianisme dan Homosexual• b) Sodomi• c) Transvestitisme• d) Sadisme• e) Pedophilia• f) Perzinaan• g) Kumpul kebo
  • 13. GAYA HIDUP MENYIMPANG• Sikap arogansi• Sikap eksentrik
  • 14. PENYIMPANGAN KOLEKTIF• Kenakalan remaja• Tawuran/perkelahian pelajar• Penyimpangan kebudayaan
  • 15. DAMPAK PENYIMPANGAN SOSIAL• Dampak Penyimpangan Sosial Terhadap Diri Sendiri/ Individu.• Dampak Penyimpangan Sosial Terhadap Masyarakat/kelompok
  • 16. DAMPAK PENYIMPANGAN SOSIAL TERHADAP DIRI SENDIRI/ INDIVIDU• Terkucil• Terganggunya perkembangan jiwa• Rasa bersalah
  • 17. DAMPAK PENYIMPANGAN SOSIAL TERHADAP MASYARAKAT/KELOMPOK• Dampak Penyimpangan Sosial Terhadap Masyarakat/kelompok• Seperti: tindak kejahatan, tindak kekerasan seorang kadangkala hasil penularan seorang individu lain, sehingga tindak kejahatan akan muncul berkelompok dalam masyarakat• Terganggunya keseimbangan sosial• Pudarnya nilai dan norma
  • 18. USAHA MENGANTISIPASI DANMENGATASI PENYIMPANGAN SOSIAL• Upaya-upaya Mengantisipasi Penyimpangan Sosial• Upaya-upaya Mengatasi Penyimpangan Sosial• Sikap Yang Cocok Dalam Menghadapi Penyimpangan Sosial
  • 19. ANTISIPASI PENYIMPANGAN SOSIAL• Antisipasi adalah usaha sadar yang berupa sikap, perilaku atau tindakan yang dilakukan seseorang melalui langkah-langkah tertentu untuk menghadapi peristiwa yang kemungkinan terjadi.
  • 20. UPAYA MENGANTISIPASI PENYIMPANGAN SOSIAL• Penanaman nilai dan norma yang kuat.• Penanaman nilai dan norma yang kuat• Berkepribadian Kuat dan Teguh
  • 21. TUJUAN PROSES SOSIALISASI ANTARA LAIN:• Pembentukan konsep diri• Pengembangan keterampilan• Pengendalian diri• Pelatihan komunikasi• Pembiasaan aturan.
  • 22. UPAYA MENGATASI PENYIMPANGAN SOSIAL• Sanksi yang tegas• Giatkan penyuluhan-penyuluhan• Rehabilitasi sosial
  • 23. SIKAP YANG COCOK DALAM MENGHADAPI PENYIMPANGAN SOSIAL • Tidak mudah terpengaruh • Berpikir positif (Positive Thinking) • Berpikir positif (Positive Thinking)
  • 24. PEMAHAMAN PENYIMPANGAN SOSIAL• Penanaman misalnya dilarang merokok, penyalahgunaan narkoba, nilai dan norma, pendidikan seks, seks pra nikah, pendidikan agama, tindak kejahatan/kriminal• Pelaksanaan aturan keluarga, tata tertib sekolah yang disiplin• Berkepribadian dengan melakukan kebiasaan baik, sikap terpuji, dan mandiri.• Melakukan sosialisasi dengan penyuluhan- penyuluhan.• Melakukan rehabilitasi agar bisa sembuh dari penyakit sosial yang dideritanya.

DEFINISI SOSIOLOGI

Sosiologi menurut para beberapa teori adalah sebagai berikut :

  1. Pitirim Sorokin  : ilmu yang mempelajari hubungan serta pengaruh  timbal balik antar aneka    gejala sosial, mau pun antar gejala sosial dan non gelala sosial serta ciri-ciri umum semua jenis gejala-gejala sosial.
  2. Roucek dan Warren : ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok-kelompok
  3. William F.Ogburn dan Meyer F.Nimkoff : penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial dan hasilnya adalah organisasi sosial
  4. J.A.A.A. van Doorn dan C.J Lammer : ilmu pengetahuan tentang struktur -struktur dan proses-proses kemasyarakatan yang bersifat labil
  5. Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi : ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial termasuk perubahan sosial

PEMBERDAYAAN HUKUM PEREMPUAN UNTUK MELAWAN KEMISKINAN

PEMBERDAYAAN HUKUM PEREMPUAN UNTUK MELAWAN KEMISKINAN


Pemberdayaan merupakan proses peningkatan kapasitas seseorang atau kelompok dalam menentukan pilihan guna melakukan suatu aksi atau output yang di inginkan. Pemberdayaan merupakan kombinasi antara dua faktor yang saling terkait yakni agen (agency) dan struktur peluang. Agency yang di maksud adalah kemampuan seseorang dalam menentukan pilihan yang berarti baginya. Sedangkan struktur peluang adalah berbagai aspek yang membuat seseorang dapat berbuat sesuatu karena kemampuan untuk memilih. Dengan demikian, pemberdayaan dapat diartikan sebagai: dalam situasi ketika terdapat ketidak seimbangan relasi kekuasaan, maka seseorang yang memiliki kapasitas yang memadai mampu melakukan pilihan-pilihan yang efektif serta dapat memperoleh keuntungan dari berbagai upaya/proyek yang berusaha menekan angka kemiskinan.
 Fakta tentang persoalan hukum yang memiskinkan perempuan ini sangat perlu dipelajari karena membuat kita akan lebih mudah memahami persoalan perempuan khususnya perempuan pedesaan. Persoalan hukum ini diantara lain menyangkut perkawinan dan perceraian, pembagian harta bersama dan warisan, diskriminasi upah serta berbagai bentuk kekerasan yang di alami oleh perempuan. Perkawinan dan perceraian sendiri merupakan oleh pengaruh budaya masyarakat setempat yamg melegalkan menikah di usia muda dan adanya perceraian semena-semena terhadap kaum perempuan karena suaminya ingin menikah lagi. Seperti juga perkawinan dan perceraian, dalam pembagian harta bersama terdapat ketidakadilan karena alasan adat yang tidak memberikan kesempatan pada perempuan untuk mengurus dan menetukan tujuan hidupnya sendiri. Demikian juga halnya dalam hal diskriminasi upah dan kekerasan yang dialami oleh perempuan baik fisik maupun psikis. Bisa disimpulkan dalam jurnal ini adat atau kebiasan masyarakat telah menyumbangkan kemiskinan pada perempuan khususnya perempuan pedesaan.
Oleh sebab itu pemberdayaan hukum bagi perempuan sangat diperlukan karena memiliki tujuan agar pengetahuan perempuan akan hukum dan masalahnya bertambah sehingga bisa digunakan untuk menghadapi persoalannya yang akan datang dan perempuan tidak selalu dibodohi dan dimanfaatkan saja.

stratifikasi sosial

.
Stratifikasi Sosial Tertutup (Closed Social Stratification)

Stratifikasi ini adalah stratifikasi dimana anggota dari setiap strata sulit mengadakan mobilitas vertikal. Walaupun ada mobilitas tetapi sangat terbatas pada mobilitas horisontal saja. Contoh: 
- Sistem kasta.
Kaum Sudra tidak bisa pindah posisi naik di lapisan Brahmana.
- Rasialis.
Kulit hitam (negro) yang dianggap di posisi rendah tidak bisa pindah kedudukan di posisi kulit putih.
- Feodal.
Kaum buruh tidak bisa pindah ke posisi juragan/majikan.
b.
Stratifikasi Sosial Terbuka (Opened Social Stratification)


Stratifikasi ini bersifat dinamis karena mobilitasnya sangat besar. Setiap anggota strata dapat bebas melakukan mobilitas sosial, baik vertikal maupun horisontal. Contoh:
- Seorang miskin karena usahanya bisa menjadi kaya, atau sebaliknya.
- Seorang yang tidak/kurang pendidikan akan dapat memperoleh pendidikan asal ada niat dan usaha.
c.
Stratifikasi Sosial Campuran

Stratifikasi sosial c a m p u r a n m e r u p a k a n kombinasi antara stratifikasi tertutup dan terbuka. Misalnya, seorang Bali b e r k a s t a Brahmana mempunyai kedudukan terhormat di Bali, namun apabila ia pindah ke Jakarta menjadi buruh, ia memperoleh kedudukan rendah. Maka, ia harus menyesuaikan diri dengan aturan kelompok masyarakat di Jakarta. 

struktur sosial


 


Definisi Struktur Sosial
Secara harfiah, struktur bisa diartikan sebagai susunan atau bentuk. Struktur tidak harus dalam bentuk fisik, ada pula struktur yang berkaitan dengan sosial. Menurut ilmu sosiologi, struktur sosial adalah tatanan atau susunan sosial yang membentuk kelompok-kelompok sosial dalam masyarakat. Susunannya bisa vertikal atau horizontal.
Para ahli sosiologi merumuskan definisi struktur sosial sebagai berikut:
$$     George Simmel: struktur sosial adalah kumpulan individu serta pola perilakunya.
$$     George C. Homans: struktur sosial merupakan hal yang memiliki hubungan erat dengan perilaku sosial dasar  dalam kehidupan sehari-hari.
$$     William Kornblum: struktur sosial adalah susunan yang dapat terjadi karena adanya pengulangan pola perilaku undividu.
$$     Soerjono Soekanto: struktur sosial adalah hubungan timbal balik antara posisi-posisi dan peranan-peranan sosial.
B. Ciri-ciri Struktur Sosial
1. Muncul pada kelompok masyarakat
Struktur sosial hanya bisa muncul pada individu-individu yang memiliki status dan peran. Status dan peranan masing-masing individu hanya bisa terbaca ketika mereka berada dalam suatu sebuah kelompok atau masyarakat.
Pada setiap sistem sosial terdapat macam-macam status dan peran indvidu. Status yang berbeda-beda itu merupakan pencerminan hak dan kewajiban yang berbeda pula.
2. Berkaitan erat dengan kebudayaan
Kelompok masyarakat lama kelamaan akan membentuk suatu kebudayaan. Setiap kebudayaan memiliki struktur sosialnya sendiri. Indonesia mempunyai banyak daerah dengan kebudayaan yang beraneka ragam. Hal ini menyebabkan beraneka ragam struktur sosial yang tumbuh dan berkembang di Indonesia.
Hal-hal yang memengaruhi struktur sosial masyarakat Indonesia adalah sbb: a. Keadaan geografis
Kondisi geografis terdiri dari pulau-pulau yang terpisah. Masyarakatnya kemudian mengembangkan bahasa, perilaku, dan ikatan-ikatan kebudayaan yang berbeda satu sama lain.
b. Mata pencaharian
Masyarakat Indonesia memiliki mata pencaharian yang beragam, antara lain sebagai petani, nelayan, ataupun sektor industri.
c. Pembangunan
Pembangunan dapat memengaruhi struktur sosial masyarakat Indonesia. Misalnya pembangunan yang tidak merata antra daerah dapat menciptakan kelompok masyarakat kaya dan miskin.
3. Dapat berubah dan berkembang
Masyarakat tidak statis karena terdiri dari kumpulan individu. Mereka bisa berubah dan berkembang sesuai dengan tuntutan zaman. Karenanya, struktur yang dibentuk oleh mereka pun bisa berubah sesuai dengan perkembangan zaman.
C. Fungsi Struktur Sosial
1. Fungsi Identitas
Struktur sosial berfungsi sebagai penegas identitas yang dimiliki oleh sebuah kelompok. Kelompok yang anggotanya memiliki kesamaan dalam latar belakang ras, sosial, dan budaya akan mengembangkan struktur sosialnya sendiri sebagai pembeda dari kelompok lainnya.
2.   Fungsi Kontrol
Dalam kehidupan bermasyarakat, selalu muncul kecenderungan dalam diri individu untuk melanggar norma, nilai, atau peraturan lain yang berlaku dalam masyarakat. Bila individu tadi mengingat peranan dan status yang dimilikinya dalam struktur sosial, kemungkinan individu tersebut akan mengurungkan niatnya melanggar aturan. Pelanggaran aturan akan berpotensi menibulkan konsekuensi yang pahit.
3. Fungsi Pembelajaran
Individu belajar dari struktur sosial yang ada dalam masyarakatnya. Hal ini dimungkinkan mengingat masyarakat merupakan salah satu tempat berinteraksi. Banyak hal yang bisa dipelajari dari sebuah struktur sosial masyarakat, mulai dari sikap, kebiasaan, kepercayaan dan kedisplinan.
D. Bentuk Struktur Sosial
Bentuk struktur sosial terdiri dari stratifikasi sosial dan diferensiasi sosial. Masing-masing punya ciri tersendiri.

SRATIFIKASI SOSIAL




SRATIFIKASI SOSIAL
A. Pengertian Stratifikasi (pelapisan) Sosial
Stratifikasi sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarkat ke dalam kelas-kelas secara hierarkis (bertingkat). Ada beberapa pendapat tentang stratifikasi sosial :
Menurut Max Weber, stratifikasi sosial adalah penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hirarki menurut dimensi kekuasaan privelese dan prestise. Sedangkan James C. Scot, mengatakan bahwa sistem pelapisan sosial akan melahirkan mitos atau rasionalnya sendiri untuk menerangkan apa sebabnya orang tertentu harus di anggap lebih tinggi kedudukannya dari orang lain.
B. Proses Terjadinya Stratfikasi (lapisan) Sosial
Sistem lapisan masyarakat dapat terjadi dengan sendirinya dalam proses pertumbuhan masyarakat itu. Pembentuk sistem lapisan tersebut ialah kepandaian, tingkat umur (yang senior), dan mungkin juga harta dalam batas-batas tertentu. Akan tetapi, ada pula yang dengan sengaja disusun untuk mengejar suatu tujuan bersama. Hal itu biasanya  berkaitan dengan pembagian kekuasaan dan wewenang resmi dalam organisasi-organisasi formal seperti pemerintahan, perusahaan, partai politik, angkatan bersenjata atau perkumpulan.
C. Sifat-Sifat Pelapisan Sosial
Dilihat dari sifatnya pelapisan dibagi menjadi 3 yaitu :
Pelapisan sosial tertutup yaitu pelapisan sosial yang membatasi kemungkinan seseorang untuk berpindah lapisan baik dari lapisan rendah ke lapisan yang tinggi maupun sebaliknya. Di dalam sistem yang demikian, satu-satunya jalan untuk menjadi anggota suatu lapisan dalam masyarakat adalah kelahiran. Sistem sosial tertutup jelas terlihat pada masyarakat india yang berkasta atau di dalam masyarakat yang feodal, serta dalam masyarakat yang lapisannya tergantung pada perbedaan-perbedaan rasial. Dalam masyarakat India, keanggotaanya berlaku seumur hidup, perkawinannya bersifat endogami, prestise suatu kasta benar-benar diperhatikan, kasta terikat oleh kedudukan yang secara tradisional telah ditentukan, dll.
Pelapisan sosial terbuka yaitu pelapisan sosial dimana setiap anggota masyarakat mempunyai kesempatan untuk naik ke lapisan sosial yang lebih tinggi karena kemampuan dan kecakapannya sendiri atau turun (jatuh) ke lapisan yang lebih rendah bagi mereka yang tidak cakap dan tidak beruntung. Pada umumnya sistem terbuka ini memberi perangsang yang lebih besar kepada setiap anggota masyarakat untuk dijadikan landasan pembangunan masyarakat daripada sistem yang tertutup. Contoh pelapisan sosial terbuka banyak ditemukan pada masyarakat di negara industri maju dan pada masyarakat demokrasi pada umumnya, termasuk di Indonesia.
Pelapisan sosial campuran yaitu pelapisan sosial di mana masyarakat menggunakan lapisan sosial secara terbuka pada suatu bidang dan pada bidang yang lain menggunakan pelapisan sosial secara tertutup. Sistem lapisan sosial campuran dijumpai pada masyarakat Bali. Meskipun secara budaya masyarakatnya terbagi dalam empat kasta yakni Brahmana, Satria, Waisya, dan Sudra, akan tetapi dalam bidang ekonomi mereka menggunakan pelapisan sosial yang bersifat terbuka karena setiap orang tanpa memandang kelas atau kastanya dapat mencapai kedudukan yang lebih tinggi berdasarkan kemampuan dan kecakapannya masing-masing. Jadi dapat saja seorang dari kalangan Sudra menjadi pengusaha sukses dan terpandang dalam masyarakat. Kehidupan sistem kasta di Bali umumnya terlihat jelas dalam hubungan perkawinan. Dan bagi seorang gadis suatu kasta tertentu, umumnya dilarang bersuamikan seseorang dari kasta yang lebih rendah. Jika itu terjadi maka gadis tersebut akan dikucilkan bahkan tidak dianggap dalam masyarakat dan dibuang.
D. Dasar lapisan masyarakat
Biasanya pada lapisan atas tidak hanya memiliki satu macam saja dari apa yang dihargai oleh masyarakat. Akan tetapi, kedudukannya yang tinggi itu bersifat kumulatif. Artinya, mereka yang mempunyai uang banyak akan mudah sekali mendapatkan tanah, kekuasaan dan mungkin juga kehormatan. Ukuran atau kriteria yang biasa dipakai untuk menggolong-golongkan anggota masyarakat ke dalam suatu lapisan adalah ukuran kekayaan, ukuran keku asaan, ukuran kehormatan, dan ukuran ilmu pengetahuan. Ukuran-ukuran tersebut tidaklah bersifat limitatif karena masih ada ukuran-ukuran lain yang dapat digunakan. Akan tetapi, ukuran-ukuran diatas amat menentukan sebagai dasar timbulnya sistem lapisan dalam masyarakat.
·         Hal yang mewujudkan unsur dalam teori sosiologi tentang sistem lapisan masyarakat adalah kedudukan (status) dan peranan (role). Kedudukan diartikan sebagai tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial. Berdasarkan cara memperolehnya kedudukan dibedakan menjadi : a.) Ascribed Status, yaitu kedudukan seseorang dalam masyarakat yang diperoleh karena kelahiran. Contoh : Seperti yang ada di kesultanan Ngayogyakarto, kita tahu gelar dan kedudukan sebagai seorang raja/sultan sekaligus diperoleh dari kelahiran secara turun temurun dimana Sri Sultan Juga menjabat sebagai Gubernur DIY. Kedudukan sebagai penguasa didapat atas penetapan bukan dari pemilihan langsung oleh rakyat Yogyakarta itu sendiri, hal ini yang waktu itu menjadi topik terhangat bahkan hingga kini masih di bicarakan. MONARKI DALAM DEMOKRASI masih dalam perdebatan dikalangan elit birokrasi negeri ini, ada sebagian yang menginginkan itu tetap ada tapi juga banyak yang menginginkan adanya demokrasi, dengan diadakannya pemilihan langsung wakil rakyat (gubernur) oleh rakyat. Rakyat Yogyakarta sendiri menginginkan Sri Sultan Hamengkubuwono X tetap menjadi Gubernur karena menurut mereka walaupun pemilihan Gubernur dilakukan secara langsung, jika Sri Sultan mencalonkan diri tetap saja mereka akan memilih beliau. Menurut saya, itu hanya akan membuang-buang biaya saja apabila demokrasi diterapkan di Daerah Istimewa Yogyakarta dan merupakan hal yang sia-sia. Seharusnya pemerintah tidak perlu mengangkat topik ini serta mengotak-atik tatanan yang sudah ada daerah ini, yang membuat rakyat Yogayakarta marah dan melakukan protes, menuduh pemerintah sudah tidak lagi ingat akan sejarah kota Yogyakarta. Dengan adanya kasus ini, pemerintah dituntut bijaksana dalam menyelesaikan masalah, agar keberagaman sebagai bangsa yang multikultural tetap terjaga dan tidak mengalami perpecahan. b.) Achieved Status merupakan kedudukan yang dicapai oleh seseorang dengan usaha-usaha yang disengaja dan hasil kerja kerasnya sendiri. Misalnya seseorang dari keluarga yang kurang mampu menjadi Kepala Sekolah, disini ia telah melakukan mobilitas sosial secara vertikal sekaligus telah mendapatkan kedudukan melalui usahanya sendiri karena kedudukannya tersebut tidak didapat secara langsung dari ia lahir. Begitu juga dengan profesi lainnya. c.) Assigned Status ialah kedudukan yang didapat atas pemberian orang lain yang dianggap telah berjasa  dan telah memperjuangkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan masyarakat. Akan tetapi, kadang-kadang kedudukan tersebut diberikan karena seseorang telah lama menduduki suatu kepangkatan tertentu, misalnya seorang pegawai negeri. Contoh yang paling tepat untuk menggambarkan ialah gelar pahlawan yang dberikan oleh pemerintah kepada pejuang yang secara tidak langsung mengangkat kedudukannya di mata masyarakat.
·       Peranan (role) merupakan aspek dinamis kedudukan (status). Kedudukan dan peranan tidak dapat dipisahkan, karena yang satu tergantung pada yang lain dan sebaliknya. Setiap orang mempunyai peranan lebih dari satu yang saling berhubungan. Misalnya seorang anak juga seorang mahasiswa, ketua BEM REMA, dan masih banyak perangkat peran lainnya yang ia sandang.
Jadi dapat dilihat bahwa setiap individu menduduki status/kedudukan tertentu dalam masyarakat serta menjalankan suatu peranan. Ketika seorang individu menduduki suatu kedudukan serta menjalankan sebuah peranan terkadang dihadapkan pada pertentangan yang berkaitan dengan status dan peranannya, konflik status dan konflik peranan akan timbul apabila seseorang harus memilih salah satu diantara keduanya

faktor-faktor mobilitas sosial

 

Faktor-faktor mobilitas sosial

v     Faktor-faktor yang mendorong mobilitas sosial adalah :
a. status sosial
b. situasi politik
c. pembagian kerja
d. komunikasi yang bebas
e. perubahan kondisi sosial
f. pertumbuhan penduduk
g. tingkat fertilitas
h. ekspansi teritorial gerak populasi

v     Cara-cara yang dilakukan untuk melakukan mobilitas sosial, khususnya mobilitas sosial vertikal ke atas adalah :
a. perubahan standar hidup
b. perubahan tempat tinggal
c. perubahan tingkah laku
d. perkawinan
e. bergabung dengan organisasi teretntu

v     Faktor-faktor yang menhgambat mobilitas sosial adalah :
a. perbedaan ras dan kepercayaan
b. diskriminasi kelas
c. kemiskinan
d. pengaruh sosialisasi yang sangat kuat
e. perbedaan jenis kelamin




D. Saluran-saluran mobilitas sosial

v     Saluran-saluran mobilitas sosial adalah :
a. angkatan bersenjata
b. lembaga-lembaga keagamaan
c. lembaga pendidikan sekolah
            d. organisasi atau perserikatan ekonomi
            e. organisasi keahlian

E. dampak mobilitas sosial

v     Akibat-akibat mobilitas sosial :
a. mendorong seseorang untuk maju
b. mempercepat perubahan sosial
c. menimbulakn kecemasan dan ketegangan
d. keretakan hubungan dalam kelompok
e. menimbulkan pertentangan atau konflik seperti:
   - antarpribadi,antarkelas,antar kelompok dan antargenerasi

mobilitas sosial

  1. Mobilitas sosial berdasarkan tipe

  1. Mobilitas sosial vertikal
Perpindahan individu atau objek dari suatu kedudukan sosial lainnya yang tidak sederajat.

Dibedakan menjadi 2 :

1. mobilitas sosial naik ( social climbing mobility atau upward mobility )
Dua bentuk social climbing :
-         masuk ke dalam kedudukan yang lebih tinggi
-         membentuk kelompok baru dan mendapatkan posisi yang lebih tinggi
            contoh : Pak Andi yang berkedudukan sebagai Office Boy (OB) diangakat
                           pangkatnya menjadi ketua HRD di kantor tempat Ia bekerja.

     2.mobilitas sosial turun ( social sinking mobility atau downward mobility )
     Dua bentuk social sinking :
-         trurunya kedudukan
-         turunnya derajat kelompok
     contoh :  Bu Rena yang berkedudukan sebagai Dirut (Direktur Utama) di
                    kantornya tetapi karena Ia depresi maka ia diturunkan menjadi
                    pegawai biasa di kantornya.






  1. Mobilitas sosial horizontal
Peralihan individu atau kelompok sosial dari suatu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang sederajat.
Contoh : Pak Dedi seorang penjual mie ayam, suatu ketika Ia memutuskan untuk
               Berganti profesi menjadi seorang penjual soto. Pekerjaan Pak Dedi ber-
               ubah anamun status sosialnya tetap pada derajat yang sama.


  1. Mobilitas  sosial lateral
Mobilitas ini disebut pula mobilitas geografis.
Perpindahan orang-orang, baik secara perorangan maupun kelompok, dari satu unit wilayah ke wilayah lain dan secara tidak langsung mengubah status sosial seseorang.
Contoh : transmigrasi,urbanisasi dan migrasi.


  1. Mobilitas struktural
Menurut Bassis, mobilitas ini disebabkan oleh inovasi teknologi, urbanisasi, pertumbuhan ekonomi, peperangan, dan kejadian-kejadian lainnya yang mengubah struktur dan jenis kelompok-kelompok dalam masyarakat.
Contoh : berubahnya pekerjaan suatu masyarakat dari masyarakat agraris ke masyarakat industri.